
Antisipasi Dini Demam Berdarah Dengue (DBD): Gejala dan Cara Penanganan terhadap Anak
Musim hujan tengah berlangsung di beberapa wilayah Indonesia sejak awal tahun 2020. Hal yang harus diwaspadai ketika musim hujan datang adalah keberadaan nyamuk. Sebab nyamuk dapat membawa berbagai macam penyakit, salah satunya demam berdarah dengue (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang timbul akibat gigitan nyamuk aedes aegypti betina yang membawa virus dengue.
Populasi nyamuk demam berdarah ini akan meningkat di musim hujan karena banyaknya tempat untuk berkembang biak. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang merupakan tempat ideal nyamuk aedes aegypti. Oleh karena itu, tidak heran kalau Indonesia menjadi negara dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di Asia Tenggara. Menurut infodatin Kementerian Kesehatan 2017, penyakit DBD paling rentan menyerang anak-anak karena sistem imun mereka yang belum sempurna seperti orang dewasa. Maka dari itu, sebagai orang tua sudah seharusnya kita harus mengetahui gejala-gejala DBD, baik gejala DBD ringan ataupun gejala DBD parah.

Gejala DBD Ringan dan DBD Parah pada Anak
Gejala pada anak-anak biasanya akan muncul setelah empat sampai tujuh hari terinfeksi penyakit demam berdarah. Beberapa gejala awal dari DBD ringan yang biasa dialami oleh anak antara lain:
1. Anak mengalami demam tanpa diikuti dengan gejala penyakit lain. Biasanya demam yang dialami adalah demam tinggi hingga 40 derajat celcius.
2. Anak mengalami pusing atau sakit kepala yang hebat.
3. Anak merasa nyeri pada bagian belakang mata dan mengalami mual atau muntah.
4. Biasanya akan muncul bitnik merah atau ruam pada tubuh anak di hari ketiga atau keempat setelah demam. Ruam ini kemudian akan berkurang setelah satu atau dua hari, namun dapat muncul lagi dua hari setelahnya.
5. Anak merasa nyeri pada tulang, otot, dan sendi pada hari keempat sampai ketujuh setelah digigit nyamuk aedes aegypti.

Orang tua juga harus mengetahui gejala-gejala DBD parah supaya dapat mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika anak terkena penyakit ini. Berikut gejala-gejala DBD parah yang biasa dialami oleh anak:
-
- Anak mengalami gejala yang sama dengan DBD ringan
- Anak mengalami mimisan dan muntah darah berwarna hitam akibat bocornya pembuluh darah dan menurunnya jumlah trombosit secara drastis.
Perlu diketahui oleh para orang tua, penyakit demam berdarah dengue (DBD) juga dapat menyebabkan kematian pada anak apabila:
-
- Anak mengalami pendarahan hebat
- Terjadi kebocoran diluar pembuluh darah
- Terdapat kerusakan pada pembulih darah dan getah bening
- Anak mengalami pendarahan dari hidung, gusi, dan bawah kulit yang menyebabkan memar berwarna keunguan
- Tekanan darah menjadi sangat rendah atau shock
Itulah beberapa gejala DBD yang biasa terjadi pada anak. Oleh karena itu, apabila anak mengalami gejala-gejala seperti diatas, segera lakukan penanganan yang tepat.
Penanganan Tepat DBD pada Anak
Tidak ada obat khusus untuk penyakit demam berdarah dengue (DBD), tetapi kita bisa melakukan pengobatan terhadap gejala-gejala awal yang muncul seperti berikut:
-
- Berikan obat yang mengandung parasetamol seperti termorex untuk menurunkan demam pada anak. Selain menurunkan demam, termorex juga dapat meredakan rasa sakit kepala dan disukai anak-anak karena rasanya yang manis. Orang tua juga tidak perlu khawatir untuk memberikan termorex kepada anaknya yang demam, sebab obat ini tidak mengandung alkohol.
- Untuk menurunkan demam, orang tua juga bisa melakukan kompres pada dahi sang anak.
- Pastikan anak beristirahat dengan cukup dan mendapat cairan yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi
- Berikan makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga kondisi kesehatan anak.

Upaya Mengurangi Risiko DBD pada Anak
Seperti kita tahu sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk penyakit demam berdarah dengue atau DBD. Oleh karena itu, cara paling ampuh untuk menghindari anak dari penyakit ini adalah dengan mencegah gigitan dan perkembangbiakkan nyamuk yang menyebarkan virus dengue. Berikut upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mengurangi risiko DBD pada anak:
-
- Pastikan tidak ada air tergenang di sekitar lingkungan rumah dan tutup rapat tempat penampungan air
- Kuras tempat penampungan air seperti bak mandi seminggu sekali dan taburkan bubuk abate untuk tempat penampungan air yang sulit dikuras
- Atur cahaya yang cukup di dalam rumah
- Pakaikan anak pakaian berwarna terang yang menutupi seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki. Sebab nyamuk lebih menarik dengan pakaian berwarna gelap
- Gunakan lotion antinyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk
- Pasang kawat nyamuk di lubang-lubang tempat nyamuk masuk dan gunakan kelambu untuk menutupi area tidur anak
- Gunakan AC untuk mengurangi kehadiran nyamuk
- Semprot ruangan dengan cairan antiserangga
- Jangan gantung atau menumpuk pakaian terlalu lama

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengurangi risiko terjangkitnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada anak. Mau baca tips-tips menarik seputar parenting lainnya? Kalian bisa langsung follow social channel dari Panduan Bunda dibawah ini:
https://www.facebook.com/panduanbunda


22 Komentar
Icha Marina Elliza
Aku di rumah juga aware sama 3M mba. Menguras, mengubur dan menutup. Semoga kita semua sehat-sehat ya Mba.. tidak lagi terjangkit DBD
Siti
Pencegahan emang lebih penting daripada mengobati ya kak.
Sebenanrnya pencegahan dari DBD ini juga sederhana banget yaa, cuma memang harus konsisten.
Zuliani
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin
henisudarsih04
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan.
Mirza
Panduan Bunda emang bantu mom buat ga panik, aku langganan baca
ideannisa
Selain Corona, DBD juga lagi marak ya mbak. Perlu waspda dan jaga kesehatan banget nih. Sekarang kadang agak was was juga soal kesehatan ini
Putut C
Kalo punya anak balita emang harus ekstra hati-hati. Apalagi musim hujan gini, banyak penyakit.
Sapti nurul hidayati
Waspada dan tetap melakukan upaya pencegahan ya mbak…terima kasih infonya. Lengkap dan bermanfaat.
Ida Raihan
Yaa Allah, sedih dengan kondisi sekarang. Corona belum pergi DBD datang. Mana cuaca juga sedang gak enak banget ya. Kadang gerah banget. Kadang hujan. Semoga kita semua dan keluarga kita selalu dijaga oleh Allah.
Citra
Indonesia nih cuma punya dua musim, musim hujan dan musim kemarau tapi kasusnya di dua musim ini selalu sama yaitu DBD. jadi sebagai orang tua kita itu harus waspada dalam menghadapi nyamuk yang bandel ini soalnya paling rentan itu anak-anak yang digigit nyamuk DBD ini ya
taumyalif
Iya nih. Harus tetap waspada dengan DBD agar tahu gejalanya dan tahu penanganannya. Terutama buat lindungi keluarga
suga tangguh
Apalagi sekarang musim penghujan. 3M wajib dilakukan lebuh rutin dari biasanya. Jangan lupa untuk mengingatkan orang sekitar juga ya mbk.hehe
vivi sylvia
DBD memang masih menjadi penyakit menakutkan di indonesia ya mba.
April Hamsa
DBD juga salah satu wabah yang bikin khawatir di negara ini ya? Kuncinya jaga selalu kebersihan. untungnya musim hujan udah mulai akan pergi.
Enaknya sekarang kalau banyak website kesehatan, salah satunya panduan bunda ini, sebagai bunda kita bisa cari infonya ya mbak
naniekoe
Harus selalu sedia termometer nih di rumah biar bisa kepantau kalau anak demam dan waspada tentang gejala dbd. Emang penyakit ini jadi momok menakutkan pas musim penghujan ya
Desy Yusnita
Duh iya niha DBD juga perlu di antisipasi ya. Di NTT kabarnya sudah ratusan korban jiwa. Sedih deh.
nurhilmiyah
Saya auto-ngeri aja ya dg kondisi kl udah kena DBD, terjadi kebocoran di luar pembuluh darah, ya Allah gimana tuh di luar pembuluh darah ampe bocor ya. Tfs Mbak Nuna
Ilham Sadli
orangtua yang cerdas adalah orang tua yang cepat tanggap, melakukan antisipasi hingga penanganan…
Fauziah rachmawati
Sepakat..mencegah lebih baik dari mengobati..smg kita semua terhindar dari DBD aamin
Neneng
Karena Corona ini DBD kasusnya jadi banyK ketutup ya dari media ka. Padahal ini juga penyakit mematikan. Jadi harus double bersih deh dirumah. Semoga keluarga kita sehat sehat.
Shabrina
Mba,kalau belum ada vaksinnya,kalau kita menderita DBD tuh dikasih apa ya di Rumah sakit?
nuna
Halo Mbak, aku baca sih vaksin dengue udah ada dari September 2019. Cuma vaksinnya untuk usia 9-16 tahun sih.